AIR adalah sumber kehidupan terpenting bagi manusia. Waspadalah bila air yang kita konsumsi tercemar, beberapa penyakit pun siap menyerang.
Pencemaran sudah menjadi bagian dari sederet persoalan yang terjadi di
Tercemarnya air bisa terjadi akibat penggunaan bahan kimia pertanian, seperti pestisida atau herbisida yang tidak bijaksana, pupuk kimia, sampah organik, dan sisa hasil tambang. Pencemaran air juga bisa disebabkan sampah radio aktif yang meracuni dan mencemarkan sungai-sungai dan cadangan air bawah tanah.
Jika air yang tercemar tersebut dikonsumsi terus-menerus, akan menyebabkan terjadinya gagal ginjal, penyakit kulit, hipertensi, rambut rontok, dan bisa pula mengganggu pertumbuhan kecerdasan anak. Tidak heran jika kemudian negara maju seperti Amerika dengan Departemen Lingkungan Hidupnya membuat standar pengaturan air minum nasional berdasarkan penelitian-penelitian klinis pada pengaruh bahan pencemar terhadap kesehatan tubuh manusia.
Peraturan ini sangat ketat dalam memberikan toleransi ambang batas terhadap bahan kontaminan atau pencemar pada air, sebagai contoh, toleransi ambang batas untuk logam berat timbal (lead) dari bahan kimia anorganik adalah 0 (nol). Artinya lead tidak boleh ada pada air karena dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan mental dan fisik pada anak-anak, seperti autisme, idiot, dan gangguan fungsi otak. Pada orang dewasa, logam berat bisa mengakibatkan gangguan fungsi ginjal dan hipertensi.
"Biasanya dampak dari logam berat baru terasa setelah mengonsumsi air yang tercemar dalam jangka waktu lama. Itu sebabnya penyakit akibat tercemar logam berat, baru diketahui ketika sudah parah," kata Dr Ervin Pratama dari Universitas
Dr Ervin menyebutkan, salah satu hasil penelitian yang dilakukan Athena (1996) menunjukkan, 41,5 persen sampel air di Jakarta mengandung merkuri (Hg) berlebih, 25,4 persen sampel air di Bogor mengandung kadmium (Cd) berlebih, dan 41,1 persen mengandung timbal (Pb) berlebih. Kandungan logam berat pada air minum di
Indikator yang digunakan untuk mendeteksi pencemaran air adalah cemaran logam berat di dalamnya. Disebut logam berat berbahaya karena umumnya memiliki rapat
"Pencemaran itu biasanya disebabkan tata ruang yang salah dan tingginya eksploitasi sumber daya air. Selain itu, banyak orang yang membuang limbah berbahaya ke sungai. Bahkan, ada industri yang membuang limbah berbahaya mereka ke dalam tanah. Itu yang menyebabkan semakin parahnya pencemaran air," tutur dokter berkacamata ini.
Ditambahkan Ervin, logam berat sebenarnya merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat dihancurkan. Namun menjadi berbahaya jika masuk ke dalam tubuh manusia.
"Dalam komposisi yang pas, logam berat seperti tembaga, selenium, dan seng dibutuhkan tubuh untuk membantu proses metabolisme. Namun, akan berpotensi menjadi racun ketika kadarnya berlebih di dalam tubuh," sebutnya.
Adanya timbal (Pb) dalam air jika masuk ke dalam darah dan otak dapat menyebabkan gangguan sintesis hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan saraf), juga gangguan pada ginjal. "Yang lebih parah adalah dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20 miligram dalam darah," ujar dia.
Senada dengan Ervin, pegawai negeri yang pernah bertugas di Buyat, Imam Sujarwo mengaku, tiga tahun lalu dideteksi menderita pencemaran logam berat di dalam darah. Tingginya kadar logam berat di dalam darah itu membuat Imam menderita kelainan fungsi ginjal.
"Saya berkonsultasi dengan dokter di RSPP tiga tahun lalu. Hasilnya darah saya tercemar logam berat. Untungnya sudah terdeteksi sejak dini. Jadi bisa diambil langkah pengobatan," tuturnya.
Ditambahkan Imam, sekarang ini memilih makanan dan minuman yang benar-benar bebas dari logam berat sudah sangat sulit. Karena air, udara, dan lingkungan sudah benar-benar tercemar.
"Seperti hasil laut misalnya, bagaimana bisa sehat, kalau lautnya tercemar. Demikian pula ikan air tawar, air tempat memelihara ikan itu juga sudah tercemar. Intinya kita harus menjaga lingkungan untuk bisa memulai hidup sehat," kata pria 46 tahun tersebut. (sindo//ftr)